Bisnis kuliner saat ini telah kembali menunjukkan geliat positif pasca pandemi dua tahun terakhir. Kemunculan brand-brand yang tempo singkat viral dan membuat konsumen mengantri di outlet menjadi indikator kembalinya perilaku konsumen menikmati kuliner lokal.
Diantara beberapa brand yang sedang naik daun belakangan ini kembali mengusung menu aneka sambal didukung tempat luas unuk dine in. Kombinasi menu pedas berbagai level pada mie ataupun sambal bakar dengan aneka lauk yang disajikan dalam hotplate merupakan sebuah strategi. Strategi tersebut dipilih bukan hanya berdasarkan insting akan tetapi telah melalui tahap riset konsmen mendalam.
Keputusan membuat area makan luas terbuka untuk dine in pasti didasarkan riset konsumen pasca pandemi yang ingin kembali makan diluar. Tempat makan luas terbuka akan mengurangi resiko penularan Covid-19 serta mengembalikan interaksi sosial yang telah lama dibatasi selama pandemi. Sehingga riset konsumen memegang peranan penting bagi keberhasilan bisnis kuliner ditengah persaingan yang semakin ketat. Berikut adalah 5 cara yang dapat dilakukan untuk melakukan riset konsumen dalam bisnis kuliner.
Metode lama yang selalu relevan untuk digunakan karena pelayanan yang diberikan akan langsung dapat dievaluasi berdasarkan respon audiens yang terlibat. Service set up atau pengkondisian pelayanan yang seideal mungkin selayaknya pelayanan aktual akan memberikan margin of error yang semakin rendah.
Riset metode ini dilakukan dengan mengumpulkan konsumen dengan jumlah yang tidak banyak asal cukup mewakili karakerisik target market yang disasar. Perbedaan mendasar metode ini dengan sebelumnya adalah kedalaman informasi yang ingin digali oleh researcher agar memperoleh insight yang benar-benar relevan. FGD bisa dilakukan sebanyak 2 sampai 3 kali agar bisa dilakukan validasi dan mendapat masukan yang berguna bagi kemajuan bisnis.
Riset dengan cara ini lebih spesifik ingin menguji kualitas produk kita dengan pesaing secara langsung apabila berada dijenis menu yang sama. Pengkondisian blind test harus di set up semirip mungkin produk kita dengan pesaing, baik dari segi jumlah/porsi dan cutting part serta menggunakan packaging polos yang sama agar tidak mencirikan apapun. Sehingga pengujian cara ini lebih efektif untuk membandingkan kualitas produk kita dengan pesaing secara head to head serta mengeahui perbaikan yang diperlukan agar dapat bersaing dengan kompetitor.
Metode ini lebih cocok dilakukan bagi bisnis kuliner yang ingin mengembangkan produk baru. Dimana populasi riset ini adalah pelanggan setia yang didasarkan database penjualan sebelumnya. Melibatkan pelanggan setia untuk memberikan review dinilai penting karena merekalah yang menjadi milestone pengembangan bisnis kedepannya. Harapannya mereka mampu mencerminkan persepsi dan preferensi konsumen lain yang membeli produk kita. Keterlibatan mereka juga penting agar mereka merasa dihargai dan didengar aspirasinya sehingga terbangun engagement dan loyalitas jangka panjang.
Metode terakhir adalah hasil dari adaptasi kemajuan media sosial yang kita alami dewasa ini. Influencer dalam hal ini kita posisikan sebagai ahli karena pengalaman dan wawasan mereka yang telah me-review banyak bisnis serupa. Keterlibatan influencer juga penting untuk diakomdasi karena nantinya merekalah yang bisa ktia libakan untuk melakukan liputan dan review bisnis kita. Apabila dari awal sudah mengakomodasi keinginan mereka, kita bisa mendapat review posiif dan akhirnya dapat menarik followers mereka untuk mencoba.
Itu dia beberapa riset konsumen yang dapat dilakukan dalam bisnis kuliner. Namun, tenang saja karena dunia pendidikan sudah menyediakan pembelajaran efektif bagi para mahasiswa yang tertarik di bidang kuliner.
Salah satunya adalah program akademik MAN – Culinary Business Management (CBM) yang diperkenalkan oleh UC Makassar. Spesialisasi ini akan mengedukasi mahasiswa dengan materi leadership, dan manajemen bisnis yang mumpuni termasuk riset kosnsumen. Mahasiswa juga akan dibekali pemahaman kebutuhan konsumen, perencanaan bisnis spesifik, food service, serta strategi marketing dan promosi.