Bisnis kuliner adalah salah satu jenis usaha yang strategi pertumbuhannya dengan cara membuka cabang guna menjaring konsumen lebih luas. Strategi ekspansi ini sangat umum digunakan oleh brand-brand kuliner, biasanya dengan sistem franchise maupun kemitraan dengan skema tertentu. Maka tak heran apabila ada brand kuliner tertentu yang membuka puluhan cabang dalam kurun waktu singkat.
Strategi ekspansi yang agresif di banyak kota juga bertujuan untuk meminimalisir duplikasi menu, konsep, dan sebagainya dari kompetitor agar dapat tetap menjadi pemain pertama di banyak kota. Adanya perkembangan media sosial yang masif turut mendorong agresifnya ekspansi bisnis kuliner unuk menjawab kebutuhan pelanggan di banyak kota.
Sehingga brand kuliner lokal ditiap kota setiap tahunnya menghadapi kompetitor yang sangat beragam. Akan tetapi selalu ada local heroes yang survive atau bahkan tetap menjadi primadona di kota asalnya masing-masing. Sebenarnya apa yang menjadi kunci sukes dari brand kuliner lokal tersebut dapat bersaing dari gempuran pemain nasional?
Customer intimacy merupakan strategi yang esensial bagi brand lokal dalam menjangkau simpul-simpul konsumen potensial seperti komunitas, teman nongkrong, dll. Sehingga apabila sudah terbangun hubungan baik anara brand dengan simpul-simpul konsumen akan terbangun loyalitas pelanggan pada brand lokal.
Brand lokal dengan pengalaman dan pengetahuannya melayani masyarakat setempat pasti memiliki kepekaan budaya dan trend lokal yang sedang diminati. Sehingga dengan manajemen yang fokus mengurus brand skala lokal akan memudahkan dalam melakukan kustomisasi dan adaptasi menyesuaikan keinginan pelanggan.
Identitas lokal merupakan keunggulan komparatif yang hampir tidak mungkin dimiliki brand nasional. Dengan mengangkat identias lokal, suatu brand akan menjadi ikon yang memiliki karaker yang kuat diantara para kompeitor sehingga menjadi kebanggaan daerah tertentu.
Brand lokal yang dipimpin oleh manajemen lokal akan memberikan keunggulan berupa fleksibilitas khususnya dalam melakukan inovasi baik itu dalam hal menu, service maupun desain. Fleksibilitas dan kecepatan inovasi ini akan sulit untuk disaingi brand nasional yang biasanya cenderung birokratis dalam mengambil kebijakan.
Keberadaan usaha lokal harusnya memahami kondisi pasar dengan lebih baik. Jejaring supplier, vendor serta mitra marketing lokal juga dapat menjadi faktor penting bagi usaha lokal dalam menciptakan efisiensi dibanding brand nasional.
Brand lokal biasanya dimiliki oleh owner lokal pula, sehingga kendali manajemen dalam mengelola bisnis bisa dilakukan harian. Kebijakan, penyesuaian dan pengawasan bisa secara efekif dilakukan oleh owner.
Mirip dengan identitas lokal, cerita lokal juga sangat efekif dalam membangun brand awareness usaha kuliner. Di media, kita jumpai banyak sekali cerita inspiratif dari pemilik usaha lokal yang mencoba membangun daerahnya agar lebih baik dan bisa membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. Kekuatan cerita memang tidak pernah gagal dalam menyentuh sisi humanis para penikmatnya.
Pemilik bisnis kuliner lokal tidak perlu terlalu khawatir terhadap gempuran pesaing baru skala nasional yang mulai merambah di kotanya berbisnis. Justru itu merupakan kesempatan untuk terus belajar dan adaptif terhadap perubahan trend dan bisa terus meningkakan kualitas produk dan layanan bagi pelanggan. Kuncinya adalah tetap adaptif dan relevan terhadap perubahan selera pelanggan.
Bagi kalian yang tertarik membangun bisnis kuliner lokal, jangan khawatir. Terdapat jurusan Culinary Business Management di kampus UC Makassar. Di jurusan ini, kalian akan dipersiapkan dengan matang cara membangun bisnis kuliner, dan dibekali praktik langsung untuk berbisnis. Kalian akan diberikan pilihan dan bebas menentukan ingin merancang bisnis seperti apa, tentu saja tetap dengan mentoring dari dosen dan chef berpengalaman.