Sebuah bisnis sudah pasti mempunyai merek untuk produknya. Manajemen merek sangat penting untuk menarik minat pelanggan terhadap produk. Di sinilah diperlukan seni dalam bisnis yaitu menerapkan berbagai ide untuk menciptakan merek yang melekat di hati dan benak pelanggan. Brand storytelling adalah strategi kekinian yang menggunakan sebuah kisah autentik dan memberikan rasa emosional bagi pelanggan sebagai media promosi, sehingga mampu menarik pelanggan untuk memahami dan melihat lebih dalam ke arah merek tersebut.
Ketika ingin menerapkan brand storytelling dalam pemasaran, sebaiknya tentukan terlebih dahulu target audiens sejak memulai bisnis. Tujuannya agar mempunyai tujuan atau sasaran yang jelas kepada siapa merek tersebut dipasarkan. Rahasia sukses strategi ini adalah menyesuaikan kisah yang diangkat dengan target calon konsumen. Bahkan, alurnya juga harus sesuai dengan keseharian kelompok target tersebut. Sebagai contoh, Anda punya produk pakaian remaja wanita, tentu harus memasukkan ide cerita yang sesuai dengan gaya Gen Z yang kekinian.
Ketika memutuskan menggunakan strategi brand storytelling, sudah pasti yang terbayang adalah bagaimana menyajikan cerita yang menampilkan sisi autentik dari merek. Anda harus membuat konsep yang mengungkap brand personality atau kepribadian merek secara komunikatif. Kreativitas Anda sangat diuji dalam tahap ini agar sisi keaslian ini tetap menarik. Dalam menggali ide, carilah sisi manfaat dari merek yang bisa menjadi solusi atas kebutuhan target audiens.
Berkaitan dengan ide cerita yang menarik, sisi kepribadian merek harus ditonjolkan karena bersifat autentik. Sisipkan cerita mengenai merek Anda untuk memperoleh atensi pelanggan dan calon pelanggan. Ceritakan secara nyata bagaimana asal mula merek yang dibangun, sehingga menjadi nilai tambah dalam hal konsistensi merek untuk hadir sebagai solusi kebutuhan pelanggan. Peluang untuk menarik hati pelanggan pun semakin besar.
Setelah menemukan sisi kepribadian merek dan poin kisah awal mula merek dibangun, selanjutnya adalah menyusunnya ke dalam storyboard. Susun narasi cerita dalam secara sistematis dan buatlah gambar sebagai ilustrasi. Pastikan sudah terdapat karakter yang pas, persoalan menarik yang diangkat, kemudian karakter tersebut bertemu dengan orang bijak yang memberikan solusi terbaik berupa produk dari merek Anda. Di akhir, tambahkan call to action yang memberikan petunjuk pada pelanggan untuk membeli, memesan, bahkan bergabung pada komunitas merek jika ada.
Perlu diketahui pula bahwa karakter yang digunakan lebih menarik berupa cerita orang biasa, bukan selebriti, tokoh publik, atau influencer. Hal tersebut merujuk pada sebuah riset yang menyatakan bahwa hampir 80% orang dewasa menyukai ide pemasaran bercerita dari orang biasa.
Agar alur cerita dalam storyboard tersebut mudah dipahami dan berhasil menarik empati pelanggan, gunakan bahasa sederhana dan menarik. Mengapa? Agar lebih mudah diingat dan membekas di hati dan benak pelanggan. Pandai-pandailah dalam menyusun kalimat agar mereka tidak bosan saat melihat dan mendengar iklan, sehingga strateginya benar-benar efektif.
Sebagai entrepreneur, pasti Anda sudah bersiap menghadapi segala tantangan di dunia bisnis yang dinamis. Membangun hubungan erat dengan pelanggan adalah suatu keharusan. Untuk itu, jadikan brand storytelling sebagai media komunikasi untuk memikat empati pelanggan dengan memasukkan tagline unik di akhir cerita. Upayakan agar tagline mudah diingat, berbeda dari pesaing, dan menimbulkan efek semangat untuk mengonsumsi merek tersebut.
Untuk melengkapi ide cerita atau sisi kepribadian merek, Anda bisa meminta review pelanggan mengenai merek. Dengan demikian, bahan penyusunan brand storytelling semakin kaya dan mengoptimalkan ide cerita yang diangkat dengan menonjolkan sisi kepribadian merek yang disukai pelanggan. Anda juga bisa memberikan sentuhan tambahan berupa animasi untuk memenuhi ekspektasi pelanggan.